Dalam menjalan bisnis, antara stok di lapangan dengan laporan yang tercatat dalam laporan keuangan haruslah sama. Metode Last In First Out (LIFO) adalah salah satu metode atau cara yang memiliki peran penting untuk ini. Sesuai dengan artinya metode LIFO ini menerapkan bahwa barang yang paling terakhir masuk adalah barang yang akan didahulukan untuk dijual. Untuk memahami lebih lanjut tentang LIFO, simak penjelasannya dibawah ini.
Baca Juga : Mengelola Persediaan Barang dengan Metode Fifo
Memahami Definisi Metode Lifo
LIFO atau Last In, First Out di dalam dunia pergudangan adalah metode yang digunakan untuk mengelola inventaris dan menyusun aliran barang. Metode ini adalah kebalikan dari metode FIFO (First In, First Out).
Cara kerja metode ini mengacu pada cara di mana barang terakhir yang masuk ke gudang akan dianggap sebagai yang pertama keluar saat melakukan penjualan atau distribusi. Dengan menerapkan metode ini dapat menghasilkan HPP (Harga Pokok Penjualan) yang tinggi. Metode ini cocok dijalankan untuk bisnis retail, konstruksi, handphone, toko buku, dan lainnya.
Bagaimana Contoh Perhitungan Metode LIFO?
Rumus umum untuk menghitung nilai persediaan LIFO adalah sebagai berikut:
[Nilai Persediaan LIFO=Jumlah Barang yang Masih Tersedia×Harga Barang Terakhir yang Masuk]
Mari kita coba simak contoh berikut untuk memahami lebih dalam. Misalkan sebuah perusahaan memiliki persediaan tas dengan beberapa transaksi pembelian selama bulan Maret sebagai berikut:
Pembelian 01-Mar: Membeli 100 tas dengan harga Rp 150.000/tas.
Pembelian 14-Mar: Membeli 200 tas dengan harga Rp 160.000/tas.
Pembelian 21-Mar: Membeli 150 tas dengan harga Rp 170.000/tas.
Pada akhir bulan Maret, perusahaan berhasil menjual 300 tas. Karena perusahaan menerapkan metode LIFO, maka tas-tas yang dijual dianggap berasal dari stok tas terakhir yang dibeli dengan harga tas terakhir yang dibeli. Dan apabila stok yang paling terakhir telah habis maka akan diambil dari stok sebelumnya (mundur).
Total tas terjual: 300 tas
(diambil dari stok 21-Mar) 150 tas x Rp 170.000 = Rp 25.500.000
(diambil dari stok 14-Mar) 150 tas x Rp 160.000= Rp 24.000.000
Maka total HPP untuk selama bulan Maret dengan perhitungan metode LIFO adalah Rp 25.500.000 + 24.000.000 = Rp 49.000.000
Kelebihan Metode LIFO DIbandingkan dengan metode lainnya
Beberapa kelebihan penerapan metode LIFO:
1. Pajak yang Lebih Rendah dalam Situasi Inflasi
Metode LIFO dapat menghasilkan laba kotor yang lebih rendah, yang pada gilirannya mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan. Ini terjadi karena biaya penjualan yang dicatat sebagai harga barang terbaru yang lebih tinggi, sehingga menghasilkan laba yang lebih rendah pada laporan keuangan.
2. Refleksi yang Lebih Akurat terhadap Nilai Pasar Barang
Dalam situasi inflasi, barang-barang yang dibeli atau diproduksi terakhir cenderung memiliki harga yang lebih sesuai dengan kondisi pasar saat ini. Dengan menggunakan metode LIFO, nilai persediaan akan lebih dekat dengan nilai pasar aktual barang-barang tersebut.
3. Mengurangi Risiko Penurunan Nilai Persediaan
Dalam lingkungan inflasi, nilai persediaan yang dicatat menggunakan metode LIFO cenderung lebih tinggi daripada nilai persediaan yang dicatat menggunakan metode FIFO. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko penurunan nilai persediaan yang diakibatkan oleh perubahan harga.
4. Penyesuaian Biaya yang Lebih Cepat terhadap Perubahan Harga
Dalam metode LIFO, perubahan harga barang akan lebih cepat tercermin dalam biaya persediaan, karena barang-barang yang dibeli terakhir memiliki harga yang lebih aktual.
Kekurangan yang Dapat Dipertimbangkan Ketika Memilih Metode Lifo
Selain itu, penting juga untuk memperhatikan beberapa kekurangan dari metode ini, seperti:
1. Pencatatan Persediaan yang Rumit
Metode LIFO dapat menghasilkan pencatatan persediaan yang rumit, terutama jika ada fluktuasi harga yang signifikan atau jika perusahaan sering melakukan pembelian dan penjualan barang dalam jumlah besar. Hal ini dapat meningkatkan kompleksitas administratif dan biaya.
2. Laporan Keuangan yang Kurang Akurat
Penggunaan metode LIFO dapat menghasilkan laporan keuangan yang kurang akurat, terutama jika harga barang sangat tidak stabil. Laporan keuangan yang kurang akurat dapat mengganggu proses pengambilan keputusan dan mengurangi kepercayaan investor.
3. Mungkin Tidak Diizinkan atau Memerlukan Persyaratan Khusus
Di beberapa negara atau yurisdiksi, metode LIFO mungkin tidak diizinkan atau mungkin memerlukan persyaratan khusus yang harus dipenuhi. Hal ini dapat membatasi fleksibilitas perusahaan dalam memilih metode akuntansi yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.
4. Terdapat celah untuk memanipulasi laba
Beberapa kritikus metode LIFO mengatakan bahwa metode ini dapat memberikan peluang untuk manipulasi laba, terutama dalam situasi di mana perusahaan dapat memilih untuk menunda pembelian barang untuk mempengaruhi laba yang dilaporkan.
Gunakan Teknologi Software untuk Memudahkan Pembukuan LIFO
Karena perhitungan LIFO yang cukup sulit, penting sekali untuk sebuah bisnis memiliki orang dengan perhatian terhadap detail yang tinggi untuk menghindari kesalahan. Meskipun begitu terkadang, human error dapat terjadi kapan saja. Disinilah, VENA hadir sebagai solusi yang komprehensif dan efisien untuk membantu mencatat LIFO Anda.
VENA adalah perangkat lunak manajemen bisnis yang dirancang khusus untuk membantu perusahaan dalam mencatat dan mengelola inventaris mereka dengan baik. Dengan fitur-fitur yang canggih dan antarmuka yang mudah digunakan, VENA dapat membantu mengoptimalkan penggunaan metode LIFO atau metode lainnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda.
Dengan VENA, Anda dapat dengan mudah melacak aliran barang, mengelola persediaan, dan menghasilkan laporan keuangan yang akurat, sehingga memungkinkan Anda untuk membuat keputusan yang lebih baik dan memaksimalkan efisiensi operasional perusahaan Anda.